Jumat, 01 Januari 2021

Budidaya Jamur Merang

BUDIDAYA JAMUR MERANG

Belajar Berwirausaha

jamur merang dipanen pada saat stadium kancing, dan nilai ekonomisnya turun apabila jamur telah mekar.
Jika modal pertama dalam memulai suatu usaha adalah niat, tentu modal materi menjadi hal yang kedua bukan ?

Jadi mari berwirausaha khususnya Budidaya Jamur Merang.


Jamur merang (Volvariella volvacea) telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena selain termasuk golongan jamur yang enak juga padat akan gizi.

Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa, misalnya pada tumpukan jerami padi di sawah, ampas batang aren, limbah kapuk/kapas, limbah kelapa sawit, dan sebagainya.

Jamur merang kaya akan protein, anti kolesterol, dan eritadenin yang dikandung jamur merang dikenal sebagai anti toksin, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia.

Menurut penelitian jamur merang juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit kanker dan diabetes.


Dalam membudidayakan jamur merang, saya bagi langkah-langkahnya menjadi 2, yaitu :


I.          Langkah Umum
II.         Langkah khusus




I.      LANGKAH UMUM


Sebelum kita ke langkah khusus Cara Membuat Jamur Merang, langkah umum yang perlu kita ketahui diantaranya :

            1. Kesediaan Bahan Baku

            2. Survey Pasar           

            3. Cannel Pembuat Bibit Jamur            

            4. Kumbung atau Rumah Jamur            

            5. Alat Pasturisasi/Penyeteril Kumbung



1.  Kesediaan Bahan Baku

Untuk memulai usaha budidaya jamur merang tentu bahan baku syarat mutlak yang diperlukan. Bahan baku dari jamur merang yaitu merang/jerami padi dan limbah kapuk (pohon randu yang isi buahnya dijadikan kasur atau bantal).

Dari kedua bahan tersebut dibuat kompos terlebih dahulu.

Limbah kapuk biasanya banyak terdapat pada daerah yang mempunyai pengrajin bantal dan kasur tradisional.

Kalau didaerah saya dijalan antara Pekalongan dan Batang, salah satunya pabrik pemintalan kapuk milik Bapak H. Subur, Nomor Hanphone beliau : 087830665046, jika berminat hubungi dan nego sendiri ya, namanya limbah, murah kok.

Kenapa untuk membuat jamur merang harus ada limbah kapuk ?

Sebenarnya tidak menggunakan limbah kapuk juga tidak apa-apa, jamur merang akan tetap tumbuh diatas jerami padi.

Kualitas jamur akan tetap sama,

Namun dari segi kuantitas akan berbeda.

Sebagai ilustrasi bayangkan 1 kg jamur merang tanpa bahan limbah kapuk berisi 30 biji jamur, dengan 1 kg jamur merang dengan bahan limbah kapuk berisi 21 biji jamur, dan ukuran biji jamur dari perbandingan keduanya sama besar.

Sebagai pebisnis tentunya kita akan memilih pilihan yang kedua yaitu jamur merang dengan bahan limbah kapuk.

Sebenarnya disini kunci membudidayakan jamur merang, dikarenakan limbah kapuk pada waktu pengomposan akan menyimpan banyak kadar air, sehingga akan mempengaruhi bobot jamur merang tersebut (jamur merang akan mengandung lebih banyak air).

Selain itu menanam jamur merang dengan lapisan kompos limbah kapuk 3-5 cm diatas kompos jerami padi akan memudahkan dalam hal pemetikan jamur pada saat panen.

Jika jamur langsung berada diatas kompos jerami padi biasanya akan susah pada saat pemetikan buah karena jerami akan turut/ikut terpetik bersama buah jamur sehingga akan menyulitkan pada saat proses pembersihan buah.

Jadi gimana?, apakah di daerah Anda banyak terdapat jerami padi dan limbah kapuk?

Jika iya,

Yuk lanjut!


2. Survey Pasar

Adalah langkah untuk mengetahui harga jamur merang dipasaran, dan yang lebih penting mencari tengkulak yang bersedia membeli grosir jamur merang kita secara tunai/kas.

Karena menurut pengalaman saya  jamur merang dibeli dari petani jamur dengan tunai/kas.


3. Cannel Pembuat Bibit Jamur

Untuk membuat jamur merang budidaya, diperlukan bibit jamur merang itu sendiri.

Dikarenakan proses penurunan bibitnya dari F0 ke F1 yang njlimet dan memerlukan ruang hampa udara, sterilisasi juga laboratorium dan sejenisnya, dengan media kentang, tepung jagung dan lainnya entah apalah.

Maka untuk pemula saya sarankan untuk membeli bibit F2 atau bibit siap tanam dengan cara langsung ditebar diatas media kompos jerami padi plus limbah kapuk.

Bibit jenis ini biasanya dijual dengan harga per log (1 log berat antara 300-400 g), 1 log bibit idealnya untuk ditebar 1 M2 media tanam, jadi gampang tinggal mengkalikan berapa M2 rak media tanam yang ada dikumbung saudara.

Berikut adalah nomor hanphone bibit jamur yang biasa saya pesan ; 081210273263, 08158384235, namanya Mas Iwan dari Jawa Barat, dihubungi sendiri ya, dijamin nggak nipu dan nggak mahal, jangan lupa plus ongkir ya.

Oh iya, jika pesan/order bibit jamur merang minimal 20 hari dari hari H/atau hari tanam bibit (setelah melalui proses pengomposan dan pasteurisasi/pemanasan kumbung).

Dikarenakan umur bibit jamur merang sangat produktif pada umur antara 20 sampai dengan 30 hari.

Karena sang penyedia bibit akan sangat paham bilamana tahu kapan waktu saudara akan menanam bibit jamur tersebut atau hari H saudara akan tebar bibit, dan akan dibuatkan bibit dengan hitungan waktu diatas.

Sebaiknya lakukan pemesanan bibit bersamaan dengan hari H saat melakukan pengomposan, dikarenakan proses pengomposan memerlukan waktu 24 hari.

Untuk detailnya kita akan kupas pada segmen "Cara Membuat Jamur Merang"


4. Kumbung atau rumah jamur

Dewasa ini jamur merang dibudidayaka di dalam ruangan, dikarenakan salah satu syarat tumbuh jamur merang adalah suhu dan kelembaban.

Jamur merang akan tumbuh subur jika berada pada suhu antara 300-340 Celsius dengan kelembaban 60-70% hal ini akan sulit didapat jika berada diluar ruangan.

Untuk mensiasatinya maka dibuatlah kumbung atau rumah tempat jamur tumbuh dan berkembang.

Dalam memulai usaha budidaya jamur merang, kumbung jamur ini yang lumayan memerlukan modal, namun hanya sekali saja untuk membuatnya, selanjutnya kumbung dapat dipakai lagi setelah proses pasca panen dan seterusnya berulang kali.

Seiring waktu mungkin hanya perlu sedikit perbaikan saja.

Untuk pembudidaya pemula, kumbung jamur tidak perlu besar.

Sebagai ilustrasi kumbung/rumah jamur untuk pemula adalah bangunan dengan luas 4 x 4 meter.

Tinggi sisi kanan kiri 5 meter, dan tinggi puncak 6,5 meter.

Dengan tiang dan kerangka dari bambu dan atap ilalang atau daun tebu dan atau daun pohon nira yang dianyam (bahasa jawanya : welit).

Dan juga dikelilingi 2 lapisan plastik diseluruh ruangan.

Untuk lapisan plastik pertama/bagian dalam menggunakan plastik PE warna bening disarankan yang ukuran tebal 10 mm, dan untuk lapisan plastik kedua/bagian luar (pengganti dinding) menggunakan plastik mulsa pertanian.

Mengapa plastik mulsa?

Hal ini selain menghemat biaya jika dinding menggunakan busa/gabus, atau menggunakan gedek/gribik (anyaman bambu), juga supaya menyerap panas dari luar, karena warna hitam dari plastik mulsa. (warna hitam plastik mulsa berada diluar, dan bagian peraknya berada didalam).

Untuk kumbung ukuran ini kita memperoleh 2 rak tempat media jamur dikiri dan kanan.

Dengan asumsi luas kumbung 4 x 4 meter maka luas rak adalah 1 x 3 meter2 diukur dari depan ke belakang.

Yang 1 meter diambil untuk jalan depan dan belakang dalam kumbung masing-masing 50 cm = fungsinya untuk mempermudah perawatan jamur merang, baik penyemprotan/pengembunan maupun saat panen/petik buah jamur

Sedangkan untuk jalan yang ditengah, dikiri dan dikanan kumbung, kita tinggal membaginya saja jika luas 4 meter bangunan diambil 1 meter x 2 rak = sisa 2 meter, lalu dibagi 3.

Kemudian dengan rak bertingkat 4.

Jarak antara rak pertama dari tanah 30 cm, rak pertama dengan rak ke-2, ke-3 dan ke-4 minimal 80 cm.

Untuk kerangka bambu tempat plastik PE bening di bagian atas ruangan (dibawah atap) sebaiknya dibuat melengkung keatas (jangan datar).

Hal ini supaya titik-titik embun air yang ada diplastik tidak jatuh tepat diatas media tanam yang berada ditengah ruangan, melainkan jatuh kesamping mengikuti lengkungan.

Pemasangan plastik PE pada kerangka yang melengkung dilakukan dari luar (plastik berada diatas kerangka) dan distapless tembak dari atas/luar.

Dipasang mulai dari bagian belakang kumbung seterusnya ke depan. (= buat kerangka melengkung dulu, baru plastik seperti diselimutkan pada kerangka dari bagian belakang ke depan).

Sebaiknya jarak bambu antar kerangka baik lebarnya (dari samping kanan melengkung diatas dan kesamping kiri), maupun panjangnya (dari belakang kedepan) tidak lebih dari 0,5 meter, dan lebar rautan bambu kerangka seukuran 2 cm.

Plastik PE yang ada disamping kanan, kiri, depan, dan belakang kumbung di tanam ke tanah 15 cm, kecuali yang berada dibalik daun pintu.

Juga beri ventilasi berupa 2 lubang berdiameter 30 cm dengan kerangka bambu yang dibuat bulat dengan jarak keduanya 1,5 meter tepat ditengah ruangan bagian atas (pada kerangka lengkungan plastik PE).

Beri rumbai plastik PE panjang 40 cm kebawah mengikuti bulatan kerangka bambu, hal ini supaya plastik dapat diikat (bila di tutup) dan digulung keatas (bila di buka).

Untuk ukuran pintu kumbung sebaiknya mengikuti tinggi rak yang paling atas dan lebar seukuran jalan yang ada ditengah kumbung.

Daun pintu juga menggunakan plastik mulsa dengan kerangka bambu.

Khusus plastik PE pada sebalik daun pintu dibuat seperti tirai yang dapat di buka dan ditutup dengan penjepit jemuran pakaian (jangan ditanam ketanah), cukup diganjal dengan pemberat pada saat melakukan pasteurisasi, namun pastikan uap panas tidak bocor keluar.

Untuk penerangan pada kumbung sebaiknya menggunakan 2 lampu bohlam masing-masing 100 watt (jangan lampu putih/day light/cool day light).

Hal ini dikarenakan pijar dari lampu bohlam lebih panas, hal ini membantu menjaga temperatur suhu di dalam ruangan kumbung tetap stabil. 

Beri juga termometer yang digantung tepat ditengah ruangan, fungsinya untuk mengetahui temperatur didalam ruangan.

Bila suhu melebihi 350 celsius buka pintu dan kedua ventilasi yang ada diatas ruangan, biarkan udara segar masuk, setelah temperatur stabil tutup pintu tapi biarkan lubang ventilasi tetap terbuka.

Untuk rak yang bertingkat 4, tempat media tanam pada kumbung, dibuat dengan tiang-tiangnya dari bambu utuh/glondongan, berikut palang-palangnya untuk ukuran lebar (1 meter).

Untuk ukuran panjang rak (3 meter) atau dasar masing-masing rak, dibuat dari bambu yang dibelah dengan diberi jarak maksimal 2 jari, dan jarak antara rak pertama dari tanah 30 cm, rak pertama dengan rak ke-2, ke-3 dan ke-4 minimal 0,8 meter.

Khusus untuk rak sebaiknya tidak menggunakan paku sebagai perekat/penghubung antar bambu, melainkan menggunakan tali ijuk pohon nira (biasanya berwarna hitam) atau tali dari serat kain yang biasa dipakai pada tambak perikanan (biasanya warnanya putih).

Karena lebih kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan paku.

Untuk membuat kumbung jamur ukuran 4x4 meter dengan tinggi 5 meter disamping kanan dan kiri, dan tinggi puncak 6,5 meter berikut kerangka melengkung, kerangka atap plus raknya diperlukan :

1.   80 batang bambu (sebaiknya dari jenis bambu wulung/hitam untuk tiang-tiang kumbung, dan dari jenis bambu tali untuk rak dan kerangka kumbung).
2.    Welit (daun tebu atau daun nira yang dianyam) sebanyak 400 biji.
3.    Plastik PE sebanyak 50 kg.
4.    Plastik Mulsa sebanyak 40 kg.
5.    Tali ijuk atau tali tambang tambak secukupnya.
6.    Paku untuk membuat rumah kumbung secukupnya.


5. Alat Pasturisasi/Penyeteril Ruangan Kumbung

Seterilisasi dalam pembuatan jamur merang juga mutlak diperlukan, karena pada umumnya pembudidaya jamur merang gagal dalam proses yang satu ini.

Hal ini selain untuk membunuh serangga pengganggu, juga untuk mematikan bibit-bibit jamur parasit yang akan mengganggu pertumbuhan jamur merang.

Pada umumnya jamur parasit yang tumbuh adalah jamur berbentuk serbuk/spora dan jamur payung kecil.

Jika kedua jenis jamur ini tumbuh maka dipastikan panen tidak akan 100% berhasil, bahkan cenderung gagal.

Hal ini dikarenakan proses pasturisasi/pemanasan kumbung kurang matang/kurang lama, atau terjadi kebocoran cukup parah pada plastik PE didalam kumbung.

Pasturisasi pada kumbung sebaiknya selama 8 jam berturut-turut dari mulai air didalam drum mendidih dan mengeluarkan uap panas, dan dikarenakan waktunya yang panjang disarankan untuk memulainya pada pagi hari.

Pasturisasi sendiri adalah kegiatan memanaskan bagian dalam kumbung dengan uap panas dari air sumur/air kran yang direbus hingga mendidih selama 8 jam.

Alat pasturisasi terbuat dari 1 drum bekas minyak atau oli yang diberi pipa besi diameter 1 inci, panjang 1 meter, di las/weelding pada bagian bulatnya drum dan posisi drum ditidurkan/direbahkan pada bagian bawah, tegak keatas (seperti huruf L terbalik)

= fungsinya untuk mengisi air dan sebagai sensor/tanda dikarenakan jika air mendidih sudah keluar dari pipa ini disarankan segera buka stop kran.

Dan 1 pipa besi lagi dengan diameter sama, namun panjang 4 meter dilas pada bagian bulat yang lain pada bagian atas, namun lurus/mendatar.

= fungsinya untuk mengeluarkan uap panas yang menuju ke kumbung.

Beri pada bagian atas (posisi drum rebah/tidur) berdekatan dengan pipa yang tegak seperti huruf L terbalik satu buah stop kran dari besi ukuran ¼ inci.

Untuk memaksimalkan proses pasturisasi disarankan menggunakan 2 drum yang dibuat sama seperti diatas dan disejajarkan letaknya (bersampingan dan posisi drum rebah/tidur) diatas tungku (tempat perapian) dan di isi air masing-masing setengah drum.

Setelah mendapat gambaran langkah umum dari Cara Membuat Jamur Merang diatas dan dengan asumsi sudah paham terutama pada bagian ilustrasi kumbung/rumah jamur


Sekarang kita berlanjut ke langkah khusus dalam membudidayakan jamur merang.

Dalam proses pembuatan jamur merang, khususnya untuk kumbung ukuran 4x4 meter, terlebih dahulu kita mengenal alat dan bahan.

A. Alat

1. Pisau Carter
Fungsinya untuk memotong plastik, baik itu plastik PE dan plastik mulsa, dan untuk gegunaan lainnya jika diperlukan

2. Stapples Tembak/Rapide R23 berikut isinya
Fungsinya untuk merekatkan Plastik PE maupun Plastik mulsa pada kerangka bambu, dan untuk kegunaan lainnya jika diperlukan.

3. Stapples Kertas biasa/Ukuran 10 berikut isinya
Fungsinya untuk menyambung plastik PE, dikarenakan ukuran plastik PE lebarnya 120 cm dan bila dibelah salah satu sisinya maka lebarnya menjadi 240 cm dan perlu disambung dengan menyetaples dengan melipat kecil 2 kali pada daerah sambungan.

4. Plastik PE tebal 10 mm
Fungsinya untuk menutup seluruh ruangan kumbung bagian dalam. Untuk kumbung ukuran 4x4 meter diperlukan plastik PE sebanyak 30 kg, dikarenakan plastik dijual dengan satuan berat.

5. Plastik Mulsa
Fungsinya sebagai dinding kumbung. Untuk kumbung ukuran 4x4 meter diperlukan plastik mulsa sebanyak 15 kg.

6. Termometer Ruangan
Fungsinya untuk mengetahui suhu ruangan dalam kumbung.

7. 2 Buah Lampu Bohlam 100 watt berikut perlengkapannya
Fungsinya sebagai penerangan ruangan kumbung dan sebagai perantara/pembantu panas dikarenakan pijarnya.

8. 3 Buah Terpal Plastik ukuran 4x5 meter
Fungsinya untuk membuat kompos. 1 buah untuk mengompos limbah kapuk dan 2 buah untuk mengompos jerami padi.

9. Alat Pasturisasi
Fungsinya untuk memanaskan/menyeterilisasi ruangan dalam kumbung.

10. Alat Pengukur Keasaman Tanah/PH Meter
Fungsinya untuk mengukur tingkat keasaman kompos jerami padi dan kompos limbah kapuk, dengan cara alat PH Meter ditancapkan pada tumpukan kompos dan jarum akan bergerak kearah asam atau basa.

Kompos yang bagus berada pada PH normal yaitu angka 7 pada PH Meter. ( jadi saat mengompos jangan terlalu banyak kapur, juga tidak boleh terlalu sedikit ).

11. Kereta Sorong Roda Tunggal
       Fungsinya untuk mempermudah memasukkan komposan kedalam kumbung.

12. Alat Penyemprot/Tangki Sprayer
Fungi alat ini untuk menyirami tanaman jamur pada media tanam.



B. Bahan

            1. Jerami Padi
Jerami padi sebaiknya bukan jerami yang sudah lapuk di sawah atau langsung jerami yang setengah kering di sawah (biasanya jerami yang lapuk di sawah membawa jamur virus).

Jerami yang bagus adalah jerami yang setengah kering di sawah, lalu disimpan dahulu dengan tidak terkena air hujan dan panas matahari langsung selama 1 musim tanam padi (4 bulan).

Untuk kumbung ukuran 4x4 meter membutuhkan jerami padi kering simpanan 400 kg.

            2. Limbah Kapuk
Untuk kumbung ukuran 4x4 meter membutuhkan limbah kapuk 3 karung ukuran 50 kg.

            3. Kapur Halus
Untuk mengkompos jerami padi 400 kg dan 3 karung limbah kapuk dibutuhkan kapur halus 30 kg.

Dengan pembagian 25 kg untuk mengompos 400 kg jerami padi dan 5 kg untuk mengompos 3 karung limbah kapuk.

            4. Dedak Halus
Untuk mengkompos jerami padi 400 kg dan 3 karung limbah kapuk dibutuhkan dedak halus 50 kg.

Dengan pembagian 35 kg untuk mengompos 400 kg jerami padi dan 15 kg untuk mengompos 3 karung limbah kapuk.

(Semakin banyak campuran dedak halus maka akan semakin panjang umur/masa tumbuh jamur merang, dikarenakan sumber makanan yang melimpah dari protein anorganik dedak halus).

Jamur merang akan semakin surut berproduksi jika sumber makanan pada media tanam semakin habis.

Dan pada campuran dedak halus diatas pasca panen biasanya terjadi 2-2,5 bulan dari saat tebar bibit.

5. Air Sumur/Air Kran
Dalam proses pengomposan jerami padi dan limbah kapuk diperlukan banyak sekali air, sehingga pastikan pada saat mengompos dekat dengan sumber air.


Setelah kita mengenal alat dan bahan dalam pembuatan jamur merang, langkah selanjutnya adalah Cara Membuat Jamur Merang.



II.      LANGKAH KHUSUS

Dalam langkah ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :

            1. Pengomposan
            2. Memasukkan Komposan
            3. Pasturisasi
            4. Tebar Bibit
            5. Penyemprotan/Pengembunan
            6. Panen
            7. Pasca Panen


1. Pengomposan

Dalam tahap ini diasumsikan saudara sudah paham soal cannel bibit jamur pada langkah umum, dikarenakan bersamaan dengan proses ini saudara sudah harus memesan bibit jamur merang dan memberitahukan kepada si penyedia bibit hari H saudara akan tebar bibit/tanam.

Tahap pengomposan dibagi menjadi 2 yaitu :

a.  Pengomposan limbah kapuk

Pengomposan limbah kapuk dilakukan minimal 10 hari sebelum pengomposan jerami padi, hal ini dikarenakan susunan senyawa limbah kapuk lebih sulit terurai dibandingkan jerami padi.

Cara mengompos limbah kapuk adalah buat terpal ukuran 4x5 seperti kolam ikan lele, lalu isi air secukupnya, masukkan 3 karung limbah kapuk kedalam kolam air, pijak-pijak dan pastikan terendam rata seluruhnya, dan biarkan selama 1 jam.

Setelah satu jam angkat rendaman limbah kapuk ratakan dengan ukuran 1x2 meter, tebal 15 cm diatas terpal 4x5 yang lain, taburkan dedak halus diatasnya secukupnya, kemudian taburkan kapur halus juga secukupnya.

Ulangi proses tersebut sampai semua bahan habis.
Kemudian tutup rapat terpal dan ganjal dengan pemberat bila perlu, dan biarkan selama 10 hari. Balik komposan dimulai dari bagian atas ditaruh dibawah sampai dengan bagian bawah menjadi diatas lalu tutup rapat kembali komposan.

Biarkan sampai dengan saat proses memasukkan komposan kedalam kumbung. ( tidak ada tambahan bahan apapun dalam proses pembalikan ini ).

b. Pengomposan Jerami Padi

Pengomposan jerami padi dilakukan 10 hari setelah pengomposan limbah kapuk.

Bersamaan dengan hari H saat membalik komposan limbah kapuk, kita sudah merendam 400 kg jerami padi pada kolam terpal (rendam dahulu jerami padi sembari dipijak-pijak rata dan biarkan selama 3 jam), sembari menunggu 3 jam, kita membalik komposan limbah kapuk.

Setelah 3 jam angkat rendaman jerami ratakan dengan ukuran 2x3 meter dengan ketebalan 25 cm diatas terpal 4x5 taburkan dedak halus diatasnya secukupnya, kemudian taburkan kapur halus juga secukupnya.

Ulangi proses tersebut sampai semua bahan habis.

Kemudian bongkar kolam tempat rendaman jerami tadi tutupkan diatas komposan jerami, lalu lipat keatas sisa terpal yang untuk alas komposan, ikat kuat sekeliling lipatan dengan tali rafia panjang, dan pastikan tidak ada bagian yang terbuka/bocor.

Setelah 7 hari bongkar komposan dan dibalik, bagian atas menjadi bagian bawah dengan cara terpal tutup atas/terpal kolam dijadikan alas dan terpal alas dijadikan tutup, lalu keliling antar sambungan terpal atas dan bawah diikat kuat kembali dengan tali rafia, dan biarkan selama 7 hari.

Pada kedua proses pengomposan diatas, tanah tempat alas terpal sebaiknya dibuat miring 200 dan dibuat parit aliran air pada daerah rendahnya.

hal ini supaya air bekas komposan tidak melebar/menggenang kemana-mana dikarenakan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.


2. Memasukkan komposan kedalam kumbung

Dua hari sebelum proses memasukkan komposan kedalam kumbung, atau pada hari ke-22 dari 24 hari waktu pengomposan, sebaiknya kumbung diseterilkan terlebih dahulu dengan cara membakar ½ kg belerang diatas sabut kelapa yang diletakkan ditengah ruangan kumbung dan kumbung ditutup rapat, jangan dibuka sampai dengan hari memasukkan komposan.

Setelah 24 hari waktu pengomposan, dengan rincian 10+14 hari pengomposan limbah kapuk dan 7+7 hari pengomposan jerami padi, tibalah waktunya untuk memasukkan komposan kedalam kumbung.

Dalam proses ini buka pintu dan ventilasi kumbung lebar-lebar, bongkar komposan jerami terlebih dahulu lalu masukkan kedalam kumbung dengan kereta sorong, susun rata diatas rak dengan ketebalan 30 cm dimulai dari rak yang paling bawah dan dari belakang kumbung ke depan.

Setelah semua komposan jerami tersusun diatas rak, bongkar komposan limbah kapuk kemudian ratakan diatas komposan jerami dengan ketebalan 3-5 cm dimulai dari rak yang paling atas dan dari belakang kumbung ke depan. (Jika melakukan proses ini seorang diri sebaiknya dimulai dari pagi hari, karena memakan waktu cukup panjang).

Setelah semua komposan masuk kedalam kumbung, tutup rapat pintu dan ikat ventilasi kumbung, dan lakukan proses pasturisasi keesokan harinya.


3. Pasturisasi

Proses pasturisasi adalah proses memanaskan bagian dalam kumbung dengan uap panas selama 8 jam berturut-turut.

Lamanya proses ini dimaksudkan untuk membunuh semaksimal mungkin bibit-bibit jamur virus yang ikut bersama komposan dan akan sangat mengganggu pertumbuhan jamur merang. Sebelum melakukan proses ini pastikan kumbung tertutup rapat dan tidak boleh terjadi kebocoran pada plastik bagian dalam kumbung/plastik PE.

Pasturisasi sebaiknya dimulai dari pagi hari, karena menurut pengalaman saya pasturisasi menghasilkan hasil yang maksimal jika dilakukan 8 jam berturut-turut dihitung dari air mulai mendidih dengan dua drum pasturisasi.


4. Tebar Bibit

Setelah proses pasturisasi selesai biarkan kumbung tetap tertutup rapat selama 24 jam.

Setelah 1 hari kumbung dibiarkan, pada hari H akan tanam bibit buka pintu kumbung dan pasang termometer ditengah ruangan (digantung), lihat suhu ruangan pada termometer, jika suhu menunjukkan antara 30-34 maka bibit siap untuk ditebar.

Siapkan alat untuk menanam bibit diantaranya :

1. bak air besar dari plastik
Fungsinya untuk wadah cincangan bibit jamur, dikarenakan bibit jamur berbentuk log dan dipadatkan, maka untuk ditebarkan rata diatas media tanam perlu di cincang/dikecil-kecilkan dengan cara diremas-remas dengan tangan.

2. 1 botol alkohol 80%
Fungsinya supaya bibit jamur tidak terinveksi virus atau kuman dari luar, dipakai secukupnya dengan cara dioleskan rata pada bak air besar dan kedua tangan sebelum membuka plastik pembungkus bibit.

Buka plastik pembungkus bibit dengan merobeknya, kemudian cincang kecil-kecil bibit dengan ditarik-tarik dalam wadah bak air besar kira-kira per 5 log untuk ditebar 5 meter persegi,

Dikarenakan idealnya 1 log bibit untuk 1 M2 media tanam. Ratakan cincangan bibit diatas media tanam dengan cara ditabur-taburkan.

Disarankan waktu membuka bibit berada didalam ruangan kumbung dan pada malam hari untuk menghindari virus patogen dan kuman dari luar kumbung yang akan menginfeksi bibit dan panas yang berlebihan bagi pekerja jika siang hari.

Setelah proses ini selesai, tutup rapat ventilasi dan pintu, biarkan kumbung selama 6 hari, dan selama itu jangan pernah menghidupkan lampu didalam ruangan kumbung dan sebisa mungkin jangan keluar masuk kumbung selama 6 hari tersebut.

Setelah gelap-gelapan selama 6 hari, pada pagi hari ke 7  lihat kumbung apakah media tanam/komposan sudah dipenuhi miselium/serabut-serabut putih seperti sarang laba-laba (semakin tebal serabut/miselium semakin bagus hasil jamur merang).

Jika miselium sudah terlihat rata dan tebal pada semua media tanam/semua rak, maka untuk proses selanjutnya adalah penyemprotan/pengembunan.


5. Penyemprotan/pengembunan

Penyemprotan atau pengembunan dilakukan pada siang hari menggunakan air tanah/sumur, dengan membuka pintu dan semua ventilasi untuk membiarkan udara segar masuk.

Sebaiknya penyemprotan dilakukan jangan sampai over/berlebih, cukup sampai kira-kira benang-benang miselium tampak pudar oleh titik-titik embun lakukan penyemprotan mulai dari rak yang paling atas. (kepala sprayer disetel/diulir supaya keluar titik-titik embun yang paling kecil).

Perlu diingat dalam proses ini dilakukan jika benar-benar serabut benang miselium rata dan tebal diseluruh permukaan media tanam.

Hal ini dikarenakan jika benang-benang halus miselium terkena embun air maka akan melakukan perkawinan secara generatif dan akan membentuk titik-titik putih bakal jamur. Semakin banyak titik-titik putih maka akan semakin banyak pula jamur yang akan dihasilkan.

Lakukan penyemprotan/pengembunan pada waktu siang hari selama jamur belum siap panen. Jika jamur sudah siap panen hentikan proses pengembunan sementara (pada waktu panen saja), selanjutnya pengembunan dilakukan seperti biasa pada siang hari.

Setelah sampai pada tahap ini, kedua ventilasi diatas ruangan kumbung sebaiknya dibuka 24 jam.

Dan jika keluar masuk kumbung, pintu kumbung harus selalu ditutup rapat.

(jika kelembapan pada lumbung kurang, sebaikya lantai tanah di dalam kumbung disiram air cukup, seperti agak becek)


6. Panen

Jamur merang dapat dipanen pada hari ke 11-15 setelah tanam/tebar bibit dan pada fase kancing (tudung/kepala jamur belum mekar), karena jika jamur sudah mekar akan menurunkan nilai ekonomis jamur.

Usahakan memetik jamur menggunakan kedua tangan untuk mencegah rusaknya benang-benang miselium dan media tanam disekitar jamur.

Petik jamur seluruhnya (jamur bergerombol) jika ukuran jamur hampir sama dan sudah atau mendekati fase kancing.

Perlu diingat, jamur merang tumbuh menggunakan ukuran waktu per menit jika suhu dan kelembapan kumbung optimal, jadi jangan sampai terlewat dalam memanen jamur merang terutama diawal-awal panen.

Panen jamur merang dapat berlangsung selama kurang lebih 2 bulan dari waktu tebar bibit bergantung pada unsur hara yang terdapat dalam media tanam/kompos, semakin kaya/bagus unsur haranya maka umur jamur akan semakin panjang.

Dengan urut-urutan 1 kali panen 2-3 hari masa istirahat, seterusnya akan semakin lama masa istirahatnya dan volume jamurpun akan semakin berkurang.

Untuk kumbung ukuran 4x4 jika seluruh prosesnya berjalan optimal akan menghasilkan 72 kg jamur merang, dengan asumsi : rak dikiri dan kanan = 24 M2 = 24 log. 1 log menghasilkan jamur 3 kg. (24 log x 3 kg = 72 kg jamur).

Jika hasil sekali panen sudah kurang dari 3 kg sebaiknya bongkar media tanam dan memulai lagi berbudidaya jamur merang dari awal.


7. Pasca Panen

Setelah jamur merang kurang berproduksi sebaiknya dilakukan pembongkaran media tanam atau pasca panen.

Bongkar seluruh media tanam kumpulkan menjadi satu, atau dimasukkan kedalam karung-karung untuk dijadikan pupuk organik tanaman karena bekas/limbah jamur merang terbuat dari jerami dan limbah kapuk yang dikompos maka akan sangat baik bagi kesuburan tanah.

Bersihkan kumbung dengan mencucinya menggunakan air yang mengalir (dengan selang yang dihubungkan dengan sumber air) dan disikat (menggunakan sikat kasar) terutama pada bagian rak-rak, jangan lupa membuka kedua ventilasi dan pintu kumbung lebar-lebar.

Pastikan kumbung benar-benar bersih, jangan lupa juga untuk mengecek plastik PE/plastik bagian dalam, apakah terjadi kebocoran (lubang atau robek) jika iya tambal plastik menggunakan lakban, dan biarkan kumbung kering dengan sendirinya selama satu minggu, setelah itu kumbung siap digunakan kembali.

Penting untuk diketahui, pada saat mendekati pasca panen sebaiknya sudah melakukan proses pengomposan dengan hitungan waktu pada proses pengomposan, supaya budidaya pertama dengan budidaya kedua dan seterusnya jeda waktunya tidak terlalu panjang.

    
Semoga Bermanfaat – Salam –