Tutorial Lengkap Membuat Tempe Dari Kacang Kedelai
Yang pertama ingin saya tulis di sini adalah,
jika Anda mencari artikel tentang manfaat tempe,
dari pada membuang waktu Anda yang sangat berharga,
silahkan untuk meninggalkan blog ini dan pergi ke tempat lain,
karena Anda tidak akan menemukannya di sini.
Dan untuk Anda yang serius ingin mendalami ilmu pertempean,
Anda sekarang berada di tempat yang tepat, karena saya dzolim jika artikel yang saya tulis ini tidak benar.
Semoga orang-orang serius tersebut di atas menemukan artikel ini dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apapun.....
(silahkan Anda meng-Aamiin-i dengan menge-share ke orang yang Anda kasihi, hehe.. :-)
Terlepas dari segudang manfaat tempe, yang saya tulis diartikel ini adalah caranya membuat tempe, karena jujur manfaatnya saya nggak tahu, yang saya tahu cara membuat tempe. Itu saja.
Kemudian mungkin ada pertanyaan, kenapa judul artikel ini "cara membuat tempe sendiri di rumah" bukan "cara membuat tempe", atau "cara membuat tempe yang benar", juga ada lagi "cara membuat tempe yang enak", "cara bikin tempe rumahan", dll.
Jawabannya adalah berhubungan dengan kata kunci, atau kalau orang SEO menyebutnya "keywords".
Dikarenakan begitu mendunianya tempe, persaingan dengan kata kunci di atas, .....
Berat bro, apalagi untuk website domain gratisan kayak punya saya ini.
Tapi yang membuat saya lebih sedih, sebagian website peringkat atas tersebut, di dalam menulis artikel soal proses pembuatan tempe, proses fermentasi kacang kedelainya kok nggak ada.
Pun terkadang saya heran dengan robot google, kok bisa ya?
Dan untuk menghibur hati saya yang buta SEO,
Hanya membatin "mungkin robot googlenya sedang pusing karena nggak pernah makan tempe" hehe..
"Proses fermentasi adalah proses perendaman kacang kedelai, setelah proses perebusan, dengan menggunakan bakteri asam laktat/cuka"
Indikatornya adalah semakin mengental air rendaman kacang kedelai maka proses fermentasi semakin baik, dan air rendaman berasa sangat asam.
Pada hal, selama 20 tahun menjadi anak dari pengrajin tempe, kalau proses fermentasinya gagal (indikator gagal=biasanya air rendaman kacang kedelai encer dan tidak berasa asam) maka jamur ryzopus sp. tidak akan tumbuh.
Sebelum berlanjut ke pembahasan cara membuat tempe, perkenankan saya bertanya kepada Anda,
Pernahkah Anda memakan tempe?
Enak, biasa saja, atau tidak enakkah tempe yang Anda makan?
Seperti pribahasa "rasa tidak pernah bohong", sama halnya dalam ilmu pertempean.
Rasa enak dari tempe
adalah syarat mutlak yang harus diperhatikan, titik
Tempe yang bagus ditandai dengan jamur berwarna putih dan rata, juga tahan 2 hingga 3 hari ( tempe biasanya tidak berbau busuk dan berasa semangit, tetapi semakin mengeras.
Tempe yang bagus akan berasa gurih dan
tekstur bagian dalam tempepun berwarna kekuningan cerah bila dipotong (untuk
tempe yang masih baru/segar).
Namun jangan tertipu, karena ada juga pengrajin tempe yang menggunakan pewarna makanan supaya tempe buatannya lebih menarik dari segi kecerahan warna tempe.
Namun jangan tertipu, karena ada juga pengrajin tempe yang menggunakan pewarna makanan supaya tempe buatannya lebih menarik dari segi kecerahan warna tempe.
Untuk mendapatkan tempe yang baik sangat tergantung dari proses Perebusan dan Pencucian kedelainya ( Pencucian kedelai dalam bahasa saya, saya sebut ngriyek ).
Beda dengan proses perebusan, proses ngriyek ini adalah salah satu proses yang gampang-gampang susah dalam ilmu pembuatan tempe.
Mengapa saya sebut demikian, silahkan untuk terus membaca.
Berikut adalah ulasan cara membuat tempe
dengan 5 kg kedelai.
Untuk membuat
tempe yang kita perlukan adalah alat dan bahan.
I. Alat
1. Tungku/Kompor
Pada industri skala UMKM biasanya menggunakan batok kelapa atau sekam padi sebagai bahan bakar, selain kayu bakar.
Fungsinya untuk bahan bakar merebus kacang kedelai
2.
Sablu/Dandang/Periuk besar ( pada industri rumahan memakai drum bekas wadah
oli/minyak yang dibuang/dibuka bagian atasnya ).
Fungsi drum adalah untuk wadah merebus kedelai.
3.
Tumbu : adalah wadah bulat dari anyaman bambu yang rapat juga lumayan besar,
biasanya berdiameter 60-70cm.
Pada industri rumahan saya menyebutnya luwak.
Luwak adalah drum bekas oli/minyak yang dipotong menjadi 2 bagian, dan bagian sampingnya keliling sampai batas 20-30cm dari bagian bawah drum, dilobangi dengan ujung paku usuk dengan jarak 7-8cm dari arah bagian dalam drum, kemudian bagian luarnya yang tajam dirapikan supaya tidak melukai bila luwak tersebut digunakan.
Pada industri rumahan saya menyebutnya luwak.
Luwak adalah drum bekas oli/minyak yang dipotong menjadi 2 bagian, dan bagian sampingnya keliling sampai batas 20-30cm dari bagian bawah drum, dilobangi dengan ujung paku usuk dengan jarak 7-8cm dari arah bagian dalam drum, kemudian bagian luarnya yang tajam dirapikan supaya tidak melukai bila luwak tersebut digunakan.
Fungsi tumbu dan luwak adalah untuk mempermudah proses ngriyek.
4.
Timba/Baldi/Gayung/Ciduk ( pada industri rumahan biasanya terbuat dari bahan
seng, hal ini untuk mempermudah pekerjaan ).
Fungsinya untuk mengambil rebusan kedelai dari sablu/dandang/drum.
5.
1. Jocohan plastik : dibuat dari jeruji sepeda yang ujungnya dibuat runcing
dengan panjang 1,5-2cm dan diberi gagang kayu untuk menggenggam.
Fungsinya untuk melobangi plastik pembungkus tempe.
2.
Jocohan daun : pisau kecil ukuran lebar 1cm panjang 4-5cm.
Fungsinya untuk
melobangi daun pisang pembungkus tempe.
6.
Pisau stanless yang agak besar dan tajam.
Fungsinya untuk memotong atau lebih tepatnya merapikan daun pisang.
Dalam bahasa saya, saya menyebutnya nyereti.
7.
Bak air yang agak tinggi/panjang + 60-70cm, diameter 40-50cm ( pada industri rumahan memakai drum plastik ).
Fungsinya untuk merendam kedelai/proses fermentasi kedelai.
Fungsinya untuk merendam kedelai/proses fermentasi kedelai.
8.
Saya menyebutnya Kere : terbuat dari bahan bambu yang dianyam jarang-jarang dan
dibagian tengah diberi 2 bilah/potongan bambu sejajar memanjang yang agak
tebal, dengan lebar + 3cm.
Biasanya berukuran panjang 200cm lebar 40cm, atau sesuai kebutuhan.
Fungsinya
untuk meletakkan tempe yang sudah dibungkus/dibentuk dan ditata/disusun rapi di
atas kere.
9.
Selimut/Penutup ( biasanya memakai karung goni, karung plastik/agel, atau kain
sarung/selimut jg bisa).
Fungsinya untuk menutup tempe yang sudah dibungkus.
10.
Alat pemecah kedelai ( jika ada ).
Alat ini ada yang diengkol dengan tangan, ada juga yang menggunakan motor/dinamo sebagai penggeraknya. Jika tidak adapun tidak masalah, karena kita bisa memecah kedelai dengan tangan atau dipijak.
Alat ini ada yang diengkol dengan tangan, ada juga yang menggunakan motor/dinamo sebagai penggeraknya. Jika tidak adapun tidak masalah, karena kita bisa memecah kedelai dengan tangan atau dipijak.
Fungsinya untuk memecah/membelah kedelai atau untuk memisahkan kulit arinya kacang kedelai.
II. Bahan
1. Kacang kedelai/soya bean 5 kg.
2. Inokulum Ragi Tempe ( Raprima ) sesuai aturan pada tabel pembungkusnya.
Biasanya ragi tempe ini bisa didapat pada penjual kacang kedelai grosiran.
3.
Plastik PE ukuran terserah apakah akan dibuat tempe ukuran besar atau kecil (
sebelumya plastik dilobangi dengan jocohan plastik dengan jarak + 2-3cm
keliling/pada daerah yang terisi kacang kedelai, dan pastikan plastik tersebut
terlobangi tembus pada bagian sebaliknya, dengan cara pada saat menjocoh
plastik diganjal/dilandasi dengan kayu yang lunak, contoh : kayu sengon.
4.
Daun pisang ( untuk hasil yang bagus daun pisang biji/pisang klutuk, pisang
kapokan ). sebelumya daun pisang dilobangi dengan jocohan daun dengan jarak +
2-3cm keliling/pada daerah yang terisi kacang kedelai, dan pastikan daun pisang
tersebut terlobangi tembus pada bagian sebaliknya, dengan cara pada saat
menjocoh diganjal/dilandasi dengan kayu yang lunak.
5.
Saya menyebutnya Biting : yaitu bambu dari jenis bambu tali yang diraut
tipis-tipis senada dari arah pangkal ke ujung dari satu ruas bambu kemudian
dipotong miring seukuran sama panjang + 4-5cm sehingga menghasilkan
ujung yang runcing dan lentur. ( fungsinya untuk mengunci/merekatkan tempe daun
)
6.
Lilin atau Alat perekat elektrik ( jika ada ). fungsinya untuk merekatkan tempe
plastik.
Proses Pembuatan Tempe
1.
Cuci kacang kedelai dengan air bersih dalam bak ( alat no. 7 ) buang
sampah/kulit kacang yang terapung kemudian buang airnya.
2.
Masukkan kedelai kedalam sablu/dandang ( alat no. 2 ) isi dengan air + 2
kali bagian dari tinggi permukaan kedelai, rebus sampai mendidih dengan tingkat
kematangan sedang, dengan cara mengambil sebutir kemudian pijit dengan dua
jari, jika kedelai dapat terbelah menjadi 2 bagian artinya sudah matang.
Catatan : jangan merebus kedelai sampai empuk/hancur jika dipijit karena akan
berpengaruh pada kualitas dan kuantitas tempe.
3.
Angkat kedelai dengan gayung/timba/baldi ( alat no. 4 ) dan tiriskan di tumbu (
alat no. 3 ) biarkan kedelai tetap panas jangan disiram dengan air dingin.
Sisakan 1/3 air rebusan kedelai yang masih panas/jangan tiriskan kedelai
seluruhnya.
4. Masukkan segera kedelai yang ditiriskan tapi masih panas dan 1/3 air rebusan
yang masih panas tadi kedalam bak ( alat no. 7 ) kemudian tambahkan air dingin
sampai rata pada permukaan kedelai.
Catatan : bukan tinggi permukaan bak.
6.
Biarkan kedelai tersebut minimal 15 jam sampai air rendaman menjadi kental dan
berasa sangat asam.
Biasanya untuk pertama kali proses pembuatan tempe diperlukan waktu perendaman (fermentasi kedelai) atau saya menyebutnya pengasaman lebih lama dari fermentasi kedelai selanjutnya.
Dikarenakan untuk proses pengasaman selanjutnya selalu mengambil + 0,2 liter air asaman dari proses pengasaman sebelumnya.
Tindakan tersebut untuk memancing proses pengasaman agar lebih cepat dan sempurna. Karena semakin kental asaman/rendaman kedelai semakin bagus pada hasil tempe.
Catatan : jangan mencoba mencuci kedelai/ngriyek jika air rendaman kedelai encer/tidak kental.
6.
Langkah selanjutnya adalah proses mencuci kacang kedelai, dengan catatan air
rendaman kedelai benar-benar kental dan berasa asam (contoh kekentalannya
seperti membayangkan susu atau kecap).
Langkah pertama untuk mencuci kedelai adalah ambil air rendaman kedelai yang sudah mengental/asam + 0,2 liter dalam wadah bersih sembarang, untuk digunakan dalam proses fermentasi berikutnya.
Selanjutnya tuangkan/masukkan seluruh kedelai kedalam tumbu ( alat no. 3 ) siram dengan air sampai air asaman ikut keluar terbuang.
Kemudian remas-remas kedelai atau pijak-pijak dengan kaki supaya kedelai pecah/terbelah (atau bisa dengan mesin pemecah kedelai), kemudian siram dengan air lagi, lakukan berulang-ulang sampai air asaman benar-benar hilang dan kedelai akan terasa kesat ditangan ( dalam bahasa saya : kemrisik ).
Langkah pertama untuk mencuci kedelai adalah ambil air rendaman kedelai yang sudah mengental/asam + 0,2 liter dalam wadah bersih sembarang, untuk digunakan dalam proses fermentasi berikutnya.
Selanjutnya tuangkan/masukkan seluruh kedelai kedalam tumbu ( alat no. 3 ) siram dengan air sampai air asaman ikut keluar terbuang.
Kemudian remas-remas kedelai atau pijak-pijak dengan kaki supaya kedelai pecah/terbelah (atau bisa dengan mesin pemecah kedelai), kemudian siram dengan air lagi, lakukan berulang-ulang sampai air asaman benar-benar hilang dan kedelai akan terasa kesat ditangan ( dalam bahasa saya : kemrisik ).
Pindahkan
kedelai tadi kedalam luwak, isi luwak dengan air sampai penuh, kucek-kucek
kembali kedelai, lalu buang kulit kedelai dengan cara ; angkat luwak perlahan
hingga kemiringan 400 biarkan air bagian atas terbuang bersama kulit
kedelai, lalu kembalikan luwak pada posisi semula/tegak, pukul-pukul ringan
bagian samping luwak dengan kayu seukuran lengan, maka air sisanya akan
mengalir dari lobang-lobang disekelilingnya.
Lakukan proses ini 2-3 kali, pastikan kedelai benar-benar terasa kesat/kemrisik ditangan.
Lakukan proses ini 2-3 kali, pastikan kedelai benar-benar terasa kesat/kemrisik ditangan.
7.
Biarkan air sampai tuntas mengalir, kemudian isi lagi dengan air rata pada
permukaan kedelai, taburkan Inokulum Ragi Raprima berdasarkan tabel untuk 5 kg
kedelai diatasnya, aduk-aduk sampai rata terutama pada bagian bawah keliling
luwak, biarkan 2-3 menit, kembali pukul-pukul ringan bagian samping luwak
dengan kayu seukuran lengan, setelah semua air keluar, miringkan posisi luwak
dengan diganjal kayu atau sandarkan pada sesuatu supaya air benar-benar mengalir
tuntas.
Disarankan untuk daerah yang berhawa dingin/pegunungan, atau didaerah bawahpun/panas pada waktu musim penghujan, pada saat proses peragian supaya menggunakan air hangat dan kuantitas ragi sedikit ditambah.
Disarankan untuk daerah yang berhawa dingin/pegunungan, atau didaerah bawahpun/panas pada waktu musim penghujan, pada saat proses peragian supaya menggunakan air hangat dan kuantitas ragi sedikit ditambah.
Selain Ragi Raprima anda juga bisa menggunakan ragi turunan/tembakan dari ragi
raprima.
Berdasarkan pengalaman para pengrajin tempe, mayoritas mengatakan ragi tembakan/turunan lebih bagus pada tempe dibandingkan ragi indukkannya.
Ragi tembakan/turunan pada tempe yang sudah jadi, lebih stabil, maksudnya tempe tidak mudah panas kemudian jamurnya mati, atau istilah saya ledes.
Selain itu ragi tembakan jg bisa menekan biaya produksi, hal ini dikarenakan 1 kg ragi raprima bisa diturunkan menjadi 6 kg ragi tembakan.
Uraian tentang cara turunan/tembakan/memperbanyak ragi raprima bisa anda temukan pada artikel saya yang lain.
Berdasarkan pengalaman para pengrajin tempe, mayoritas mengatakan ragi tembakan/turunan lebih bagus pada tempe dibandingkan ragi indukkannya.
Ragi tembakan/turunan pada tempe yang sudah jadi, lebih stabil, maksudnya tempe tidak mudah panas kemudian jamurnya mati, atau istilah saya ledes.
Selain itu ragi tembakan jg bisa menekan biaya produksi, hal ini dikarenakan 1 kg ragi raprima bisa diturunkan menjadi 6 kg ragi tembakan.
Uraian tentang cara turunan/tembakan/memperbanyak ragi raprima bisa anda temukan pada artikel saya yang lain.
8.
Kembali ke .. tempe made in Indonesia!
Setelah hasil cucian kedelai yang sudah diberi ragi tadi didiamkan + 30 menit, maka kedelai siap dibungkus pada plastik ataupun daun pisang yang sudah dijocoh/dilobangi.
Setelah kedelai dibungkus, susun dan bentuk tempe pada kere ( alat no. 8 ) setelah kesemuanya selesai tutup bakal tempe dengan selimut untuk memperoleh suhu kamar 24-280C biarkan + 12 jam atau setelah 10 jam periksa secara berkala pada bakal tempe dengan cara dirasakan pada punggung telapak tangan.
Bila sudah terasa hangat atau pada bakal tempe plastik berkeringat dibagian dalam, buka selimut dan angin-anginkan bakal tempe dengan udara segar. ( catatan : jangan terlalu hangat/panas pada bakal tempe saat membuka selimut, karena spora akan mati dan tempe tidak akan jadi ).
Setelah hasil cucian kedelai yang sudah diberi ragi tadi didiamkan + 30 menit, maka kedelai siap dibungkus pada plastik ataupun daun pisang yang sudah dijocoh/dilobangi.
Setelah kedelai dibungkus, susun dan bentuk tempe pada kere ( alat no. 8 ) setelah kesemuanya selesai tutup bakal tempe dengan selimut untuk memperoleh suhu kamar 24-280C biarkan + 12 jam atau setelah 10 jam periksa secara berkala pada bakal tempe dengan cara dirasakan pada punggung telapak tangan.
Bila sudah terasa hangat atau pada bakal tempe plastik berkeringat dibagian dalam, buka selimut dan angin-anginkan bakal tempe dengan udara segar. ( catatan : jangan terlalu hangat/panas pada bakal tempe saat membuka selimut, karena spora akan mati dan tempe tidak akan jadi ).
Untuk yang masih penasaran, silahkan ping saya DI SINI
PS : Untuk pembaca yang mempunyai teman, kerabat, saudara yang tak kunjung dikaruniai buah hati, mari bantu mereka dengan beriktiar DI SINI
Sekian, semoga bermanfaat.